LAPORAN ALKOHOL-FENOL

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU DASAR TEKNIK KIMIA I

SEMESTER                           : II (DUA)
TAHUN AJARAN                : 2013/2014
KELOMPOK                        : XXV (DUA PULUH LIMA)
JUDUL PERCOBAAN         : ALKOHOL-FENOL
TANGGAL PERCOBAAN  : 2 MEI 2014
NAMA
NIM
SHINTA WIDYASTUTI
130405069



                                                  Keadaan Ruangan :
                                    Tekanan Udara            : 760 mmHg
                                    Suhu Ruangan              : 30 oC

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

ABSTRAK

Alkohol-fenol merupakan senyawa organik yang keduanya sama-sama memiliki gugus –OH. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari reaksi-reaksi senyawa alkohol-fenol dengan reagen tertentu serta mengetahui perbedaannya. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1-propanol (C3H7-OH), 2-propanol (C3H7-OH) , butanol (C4H9-OH), fenol (C6H5-OH), aquades (H2O), natrium hidroksida (NaOH) dan n-heptana (C7H16). Peralatan yang digunakan antara lain tabung reaksi, rak tabung, erlenmeyer, pipet tetes dan gelas ukur. Percobaan ini dilakukan dengan cara menambahkan aquades dan n-heptana sebanyak 2 ml pada masing-masing sampel dan untuk tes alkali ditambahkan NaOH 10% sebanyak 5 ml. Hasilnya, 1-propanol dan 2-propanol larut dalam aquades dan n-heptana serta bereaksi dengan NaOH,  , fenol larut dalam aquades tetapi tidak pada n-heptana serta bereaksi dengan NaOH dan butanol larut sebagian dalam aquades, larut dalam n-heptana dan bereaksi dengan NaOH.

Kata kunci : aquades, butanol, fenol, propanol, natrium  hidroksida

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Alkohol adalah senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Gugus fungsi –OH pada alkohol disebut fungsi hidroksi atau gugus hidroksil. Ini bukanlah ion hidroksida sebab gugus ini terikat pada karbon secara kovalen. Kimiawan sering membagi alkohol alifatik berdasarkan strukturnya, sesuai dengan jumlah gugus R yang menempel pada pengemban gugus hidroksil.
Kebanyakan alkohol alifatik digunakan di laboratorium, klinik dan industri. Isopropil alkohol, cairan tak berwarna, hampir tak berbau (titik didih 82 °C) adalah alkohol gosok untuk keperluan pijat dan menurunkan suhu demam. Etilena glikol (titik didih 197 °C) adalah senyawa utama anti beku.
Fenol ialah senyawa yang ditandai dengan lekatnya gugus hidroksil langsung pada cincin aromatik. Banyak senyawa berfenol dijumpai di alam. Fenol adalah senyawa induknya. Fenol atau asam karbolat dulu digunakan sebagai antiseptik di rumah sakit (Wilbraham,1998).
Percobaan ini perlu dilakukan agar praktikan dapat mengetahui perbedaan kelarutan masing-masing sampel dan mengamati reaksi dengan alkali. Selain itu, alkohol dan fenol sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari sebagai antiseptik.

1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari percobaan ini adalah untuk mengetahui reaksi alkohol-fenol dengan reagen tertentu dan perbedaan antara alkohol dengan fenol.

1.3  Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaaan ini adalah untuk mempelajari reaksi-reaksi alkohol-fenol dengan reagen tertentu serta mengamati perbedaan antara alkohol dan fenol.





1.4  Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan ini adalah praktikan dapat melakukan atau mengetahui perbedaaan alkohol-fenol serta sebagai informasi dan referensi terkait alkohol-fenol.

1.5  Ruang Lingkup Percobaan
Percobaaan alkohol-fenol ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara pada keadaan :
Tekanan Udara : 760 mmHg
Suhu Ruangan  : 30 °C
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini  antara lain 1-propanol (C3H7-OH), 2-propanol (C3H7-OH), butanol (C4H9-OH), fenol (C6H5-OH), aquades (H2O), natrium hidroksida (NaOH) dan n-heptana (C7H16). Sedangkan peralatan yang digunakan antara lain tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, rak tabung dan erlenmeyer.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol
 Golongan alkohol adalah senyawa-senyawa yang dianggap sebagai turunan alkana, jika salah satu atom H atau lebih diganti oleh gugus hidroksil (-OH). Berdasarkan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada senyawa ini, alkohol digolongkan menjadi :
1.   Alkohol Monovalen
CnH2n+1OH atau R-OH
2.   Alkohol Bivalen / Alkandiol
Jika dua atom H pada alkana diganti oleh gugus OH. Contoh : etilena glikol. Rumus umumnya : CnH2n(OH)2.
3.   Alkohol Trivalen / Alkantriol
Jika tiga atom H pada alkana diganti oleh gugus OH. Contoh : gliserol. Rumus umumnya : CnH2n-1(OH)3(Ndra,1984).
Berdasarkan jumlah gugus R yang melekat pada pengemban gugus hidroksil, alkohol dibedakan menjadi :
1.   Alkohol Primer
          R-CH2-OH
Hanya satu gugus R melekat pada C-OH alkohol primer (1°).
2.   Alkohol Sekunder
         R
    R -C-OH
         H
Dua gugus R melekat pada C-OH alkohol sekunder (2°)
3.   Alkohol Tersier
         R
     R-C-OH
                      R
Tiga gugus R melekat pada C-OH alkohol tersier (3°) (Wilbraham, 1998).


2.2 Fenol
Fenol ialah senyawa yang ditandai dengan lekatnya gugus hidroksil langsung pada cincin aromatik. Banyak senyawa berfenol dijumpai di alam. Fenol adalah senyawa induknya. Fenol atau asam karbolat dulu digunakan sebagai antiseptik di rumah sakit. Penggunaannya dihentikan karena fenol mudah terisap melalui kulit, menyebabkan cacat bakar dan amat beracun. Turunan sintetik fenol, yaitu butyl hidroksi toluena (BHT), banyak digunakan sebagai pengawet bahan makanan. BHT sering dipadukan ke dalam bungkus makanan, bukan pada makanannya sendiri, agar makanan tidak tercemar rasa antiseptik. Turunan fenol lain, yaitu timol, digunakan sebagai antiseptik dalam pembuatan obat kumur (Wilbraham,1998).
Fenol memiliki rumus kimia C6H5OH. Fenol dapat dibuat melalui sulingan bertingkat ter arang batu. Selain itu, peleburan benzene sulfonat dengan alkali, hidrolisa senyawa diazonium dan mereaksikan fenil klorida dengan kalium hidroksida dalam natrium hidroksida dengan kondisi suhu 300-400 °C.
Fenol merupakan padatan (kristal) yang tak berwarna. Senyawa ini bersifat higroskopis. Di dalam pelarut organik, fenol dapat larut. Bersifat sebagai asam lemah. Fenol tak dapat dioksidasi menjadi aldehida maupun keton serta tak dapat bereaksi dengan karbonat (Ndra,1984).

2.3 Reaksi Alkohol dan Fenol
A. Alkohol
1. Dapat bereaksi dengan logam alkali aktif (Na, K) dan membentuk alkanolat.
2. Substitusi oleh asam halida menghasilkan alkil halida.
3. Dengan PX3, PX5, SOX2, (X= Cl, Br, I). menghasilkan alkil halida.
4.  Eliminasi oleh H2SO4 pekat pada suhu 100-140 °C dihasilkan senyawa eter. Sedangkan pada suhu 170-180 °C dihasilkan alkena.
5.  Alkohol dipanaskan pada suhu 350 °C dengan katalis Al2O3 menghasilkan alkena.
6.  Alkohol bereaksi dengan asam organik menghasilkan senyawa ester.


7. Oksidasi oleh oksidator kuat (KMnO4+H2SO4; Al2O3+H2SO4) akan terbentuk aldehid untuk alkohol primer dan keton untuk senyawa alkohol sekunder.
8.   Bereaksi dengan asam nitrat maupun asam nitrit.

B. Fenol
1.   Dapat bereaksi dengan basa maupun logam alkali.
2.   Reduksi dengan serbuk Zn yang dipanaskan akan menghasilkan benzena.
3. Dengan H2 menggunakan katalisator Ni panas atau sinar matahari menghasilkan sikloheksanol.
4.   Jika direaksikan dengan PCl5 akan terbentuk klor benzena.
5.   Asetil klorida direaksikan dengan fenol akan menghasilkan ester.
6.   Reaksi dengan anhidrida asam asetat juga menghasilkan ester.
7.  Fenol direaksikan dengan asam nitrat pekat dengan katalisator asam sulfat pekat akan terbentuk senyawa asam pikrat (Ndra,1984).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan
3.1.1 Aquades (H2O)
Fungsi : sebagai pelarut
Tabel 3.1 Sifat Fisika dan  Kimia Aquades
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1.      Merupakan cairan
1. Tidak dapat terbakar
2.      Tidak berbau
2. Memiliki pH= 7
3.      Berat molekul 18,02 g/mol
3. Merupakan produk stabil
4.      Titik didih 100 °C
4. Tidak bersifat korosif
5.      Tekanan uap 2,3 kPa
5. Tidak beracun
              (ScienceLab, 2014a)

3.1.2 Butanol (C4H9OH)
Fungsi : sebagai sampel yang akan diuji
Tabel 3.2 Sifat Fisika dan  Kimia Butanol
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1.   Merupakan cairan
1. Mudah terbakar
2.   Berat molekul 74,12 g/mol
2. Produk pembakaran CO dan CO2
3.   Tidak berwarna
3. Merupakan produk stabil
4.   Titik didih 117,7 °C
4. Reaktif dengan oksidator
5.   Titik lebur -89,5 °C
5. Reaktif dengan reduktor
              (ScienceLab, 2014b)

3.1.3 1-propanol (C3H7OH)
Fungsi : sebagai sampel yang akan diuji
Tabel 3.3 Sifat Fisika dan  Kimia 1-propanol
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1.   Merupakan cairan
1. Mudah terbakar
2.   Berbau seperti alkohol
2. Produk pembakaran CO dan CO2
3.   Berat molekul 60,1 g/mol
3. Reaktif dengan oksidator
4.   Tidak berwarna
4. Reaktif dengan asam
5.   Titik didih 97,22 °C
5. Merupakan produk stabil
              (ScienceLab, 2014c)

3.1.4 Fenol (C6H5OH)
Fungsi : sebagai sampel yang akan diuji
Tabel 3.4 Sifat Fisika dan  Kimia Fenol
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1.   Merupakan cairan
1. Mudah terbakar pada suhu tinggi
2.   Berat molekul 94,11 g/mol
2. Bersifat korosif
3.   Titik didih 182 °C
3. Reaktif dengan oksidator
4.   Titik lebur 42 °C
4. Reaktif dengan logam
5.   Titik nyala 79 °C
5. Reaktif dengan asam
              (ScienceLab, 2014d)

3.1.5 Natrium Hidroksida (NaOH)
Fungsi : sebagai bahan penguji dalam tes alkali
Tabel 3.5 Sifat Fisika dan  Kimia Natrium Hidroksida
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1.   Merupakan padatan
1. Tidak dapat terbakar
2.   Tidak berbau
2. Bersifat korosif
3.   Berat molekul 40 g/mol
3. Higroskopis
4.   Berwarna putih
4. Reaktif dengan logam
5.   Titik didih 1388 °C
5. Reaktif dengan oksidator
              (ScienceLab, 2014e)

3.1.6 n-heptana (C7H16)
Fungsi : sebagai bahan penguji pada tes kelarutan
Tabel 3.6 Sifat Fisika dan  Kimia n-heptana
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1.   Merupakan padatan
1. Mudah terbakar
2.   Berat molekul 100,21 g/mol
2. Reaktif dengan oksidator
3.   Tidak berwarna
3. Merupakan produk stabil
4.   Titik didih 98,4 °C
4. Tidak beracun
5.   Titik lebur -90,7 °C
5. Produk pembakaran CO dan CO2
              (ScienceLab, 2014f)

3.1.7 2-propanol (C3H7OH)
Fungsi : sebagai sampel yang akan diuji
Tabel 3.7 Sifat Fisika dan  Kimia 2-propanol
Sifat Fisika
Sifat Kimia
1.   Densitas 0,805 g/cm3
1. Tidak berwarna
2.   Titik didih 97,2 °C
2. Berbentuk cairan
3.   Titik lebur -126,2 °C
3. Mudah menguap
4.   pH = 7
4. Mudah terbakar
5.   Tekanan uap 27,998 kPa
5. Pelarut bahan kimia
              (ScienceLab, 2014g)

3.2 Peralatan dan Fungsi
1.  Tabung Reaksi
Fungsi : sebagai tempat direaksikannya sampel dan pelarut
2.  Pipet Tetes
Fungsi : sebagai alat memindahkan cairan dalam skala kecil
3.  Rak Tabung
Fungsi : sebagai tempat meletakkan tabung reaksi
4.  Erlenmeyer
Fungsi : sebagai tempat/ wadah sampel
5.  Beaker Glass
Fungsi : sebagai tempat untuk membuat larutan

3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Kelarutan Alkohol dan Fenol
1. Masukkan masing-masing sekitar 1 ml senyawa fenol, 1-propanol, 2-propanol dan butanol ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 ml air ke dalam tiap-tiap tabung tersebut lalu dikocok.
3. Amati hasil yang terjadi.
4. Ulangi percobaan jika prosedur 2 diganti dengsn penambahan n-heptana.

3.3.2 Reaksi dengan Alkali
1. Masukkan masing-masing sekitar 1 ml senyawa fenol, 1-propanol, 2-propanol dan butanol ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 ml NaOH 10% ke dalam tiap-tiap tabung reaksi lalu dikocok.
3. Amatilah hasil yang terjadi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan
4.1.1 Kelarutan Alkohol dan Fenol
Tabel 4.1 Kelarutan Alkohol dan Fenol
Bahan
Aquades
n-heptana
1-propanol
Larut
Larut
2-propanol
Larut
Larut
Butanol
Larut sebagian
Larut
Fenol
Larut
Tidak larut

4.1.2 Reaksi Alkohol dan Fenol dengan Alkali
Tabel 4.2 Reaksi Alkohol dan Fenol dengan Alkali
Bahan

NaOH 10%
1-propanol

Larut
2-propanol
Larut
Butanol
Tidak larut
Fenol
Larut

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Kelarutan Alkohol-Fenol
Larutan 1-propanol dan 2-propanol yang ditambahkan aquades larut sempurna sedangkan butanol larut sebagian. Fenol yang ditambahkan aquades larut.
Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun, ketika ukuran gugus alkil pada alkohol bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya molekul-molekul air  akan menolak molekul-molekulalkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antar molekul air. Jika gugus non-polar terikat pada cincin aromatik maka kelarutan fenol dalam air akan berkurang (Prasetyo, 2010).    
Larutan 2-propanol yang ditambahkan n-hepatana mengalami larutan yang sempurna, butanol larut sedangkan fenol tidak larut dalam n-heptana.
Hal ini disebabkan n-heptana tidak memiliki atom F, O dan N yang dapat membentuk ikatan hidrogen, maka baik alkohol dan fenol tidak larut dalam n-heptana (Prasetyo, 2010).
Berdasarkan teori yang dijelaskan dengan hasil percobaan yang didapat, sampel yang ditambahkan dengan aquades  sudah sesuai dengan teori sedangkan untuk sampel yang ditambahkan dengan n-heptana tidak sesuai dengan teori.

4.2.2 Pembahasan Kelarutan Reaksi dengan Alkali
Larutan 2-propanol yang ditambahkan natrium hidroksida  (NaOH) menjadi larutan sempurna, butanol tidak larut sedangkan fenol yang ditambahkan natrium hidroksida (NaOH) larut.
Ketika fenol bereaksi dengan suatu basa, fenol akan diubah menjadi anion fenoksida, sehingga fenol akan larut dalam larutan basa (sebagai garam fenoksida) (Prasetyo, 2010).
Berdasarkan teori yang dijelaskan dengan hasil percobaan yang didapat  sudah sesuai dengan teori.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1.      1-propanol dan 2-propanol terlarut sempurna dalam aquades.
2.      Butanol dan fenol terlarut sebagian dalam aquades.
3.      1-propanol dan 2-propanol dan butanol larut dalam n-heptana sedangkan fenol tidak larut.
4.      Fenol bereaksi dengan NaOH dan sangat mudah larut di dalamnya.
5.      Fenol lebih reaktif dibandingkan alkohol alifatik.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat praktikan berikan yaitu :
1.      Disarankan agar berhati-hati saat menuang zat yang berbahaya ke dalam gelas ukur.
2.      Diharapkan dalam menuang bahan ke dalam Erlenmeyer tidak berlebihan, digunakan seperlunya.
3.      Sisa bahan yang sudah dimasukkan ke wadah lain atau yang sudah dikeluarkan jangan diamsukkan kembali ke dalam wadah penyimpanan.
4.      Praktikan diharapkan menguasai prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan uji percobaan.
Praktikan diharuskan memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan zat.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Petrus. 2010. Pengaruh Jenis Pelarut terhadap Rendemen Minyak Bunga Cengkeh dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Soxhletasi.
Ndra, M.A.J. 1984. Belajar Mudah Kimia Organik Teori dan Soal-soal. Bandung : Pustaka.
Prasetyo, Yogi. 2010. Sifat Fisik dan Reaksi Kimia. Program Studi Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Bandung.
Sciencelab. 2014a. Water. http://www.sciencelab.com/. Diakses pada tanggal 04 Mei 2014.   
                  2014b. Butanol. http://www.sciencelab.com/. Diakses pada tanggal 04 Mei 2014.  
                  2014c. 1-propanol. http://www.sciencelab.com/. Diakses pada tanggal 05 Mei 2014.
                  2014d. Phenol. http://www.sciencelab.com/. Diakses pada tanggal 05 Mei 2014.
                  2014e. Sodium Hydroxide. http://www.sciencelab.com/. Diakses pada tanggal 05 Mei 2014.
                  2014f. n-Heptane. http://www.sciencelab.com/. Diakses pada tanggal 05 Mei 2014.
                  2014g. Isopropyl Alcohol. http://www.sciencelab.com/. Diakses pada tanggal 06 Mei 2014.

Wilbraham dan Mata. 1998. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : Institute Technology of Bandung Press.

Komentar

Postingan Populer