LAPORAN HIDROKARBON


LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU DASAR TEKNIK KIMIA I

SEMESTER                        :  II (DUA)
TAHUN AJARAN             :  2013 / 2014
TGL. PERCOBAAN          :  04 APRIL 2014
JUDUL PERCOBAAN      :  HIDROKARBON
KELOMPOK                      :  XXX (TIGA PULUH)

NAMA
NIM
NOVITA SARI NASUTION
130405037


 




LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014


ABSTRAK
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari sifat-sifat senyawa hidrokarbon dan mekanisme reaksi dari senyawa hidrokarbon dengan senyawa lain. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, corong gelas, Erlenmeyer,beaker glass, batang pengaduk dan rak tabung. Bahan yang digunakan adalah, n-heptana (C7H16), benzena (C6H6), kalium hidroksida (KOH) dan asam sulfat (H2SO4) . Bahan percobaan masing-masing ditetesi oleh kalium hidroksida (KOH), asam sulfat (H2SO4). Hidrokarbon dan KOH tidak melarut dan membentuk lapisan bening. Pada tes asam sulfat, hidrokarbon dan asam sulfat larut sebagian dan membentuk dua lapisan.
Kata kunci:  hidrokarbon, heptana, benzena, asam sulfat,
                    kalium hidroksida



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Senyawa organik yang hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen disebut hidrokarbon. Di dalam keluarga yang besar hidrokarbon ini terdapat dua klasifikasi utama : alifatik dan aromatik. Semua senyawa aromatik  mengandung kerangka struktur yang berbentuk cincin aromatik. Senyawa yang tidak mengandung cincin aromatik diklasifikasikan sebagai senyawa alifatik. Keluarga hidrokarbon alifatik meliputi alkana, alkena, alkuna dan sikloalkana (Sastrohamidjojo, 2011).
Pada percobaan ini hidrokarbon akan direaksikan berdasarkan test KOH dan test H2SO4. Pada umumnya, prosedur ini dilakukan agar praktikan mampu memahami reaksi-reaksi pada hidrokarbon pada mata kuliah kimia organik.

1.2    Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat senyawa hidrokarbon dan mekanisme reaksi dari senyawa hidrokarbon dengan senyawa lain.

1.3    Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk memperoleh data mekanisme reaksi senyawa hidrokarbon dengan senyawa lainnya dan mengetahui sifat-sifat senyawa hidrokarbon.

1.4    Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam percobaan ini adalah mempelajari mekanisme reaksi senyawa hidrokarbon dengan menggunakan kalium hidroksida (KOH) dan asam sulfat (H2SO4).

1.5    Ruang Lingkup
Praktikum kimia organik dengan modul percobaan hidrokarbon dilakukan di Laboratorium Kimia  Organik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain benzena (C6H6), n-heptana (C7H16), asam sulfat (H2SO4) dan kalium hidroksida (KOH). Sedangkan untuk peralatan digunakan alat-alat seperti tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, corong gelas, Erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass dan batang pengaduk.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hidrokarbon
Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan karbon. Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik tidak mengandung gugus benzena atau cincin benzena sedangkan hidrokarbon aromatik mengandung satu atau lebih cincin benzena.

2.2 Klasifikasi Hidrokarbon
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi alkana, alkena dan alkuna. Sedangkan hidrokarbon aromatik terdiri atas benzena dan derivatnya.
2.2.1 Alkana
Alkana menmpunyai rumus umum CnH2n+2 dengan n=1,2,3…. Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh karena mengandung jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat diikat oleh sejumlah atom karbon yang ada.
Alkana biasanya tidak dianggap sebagai senyawa yang sangat reaktif. Tetapi, pada kondisi yang sesuai alkana akan bereaksi. Misalnya, gas alam, bensin dan minyak tanah adalah alkana yang mengalami reaksi pembakaran yang sangat eksotermik.
Di samping pembakaran, alkana mengalami reaksi substitusi dimana satu atau lebih atom H digantikan oleh atom lain, biasanya halogen. Sebagai contoh, bila campuran metana dan klorida dipanaskan di atas 100 °C atau diradiasi dengan sinar pada panjang gelombang yang cocok, akan dihasilkan metil klorida (Chang, 2003).

2.2.2 Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki gugus fungsi ikatan rangkap dua karbon-karbon. Senyawa tersebut juga dikenal sebagai olefin. Rumus umum alkena adalah CnH2n, yang memiliki dua atom hidrogen lebih sedikit dibandingkan senyawa alkana. Karena alkena tidak mengandung jumlah atom hidrogen maksimum yang sesuai dengan jumlah atom karbon, maka senyawa disebut hidrokarbon tidak jenuh. Senyawa yang mengandung dua ikatan rangkap  dua disebut alkadiena.

2.2.3 Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Suku alkuna yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etuna. Nama alkuna sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran –ana menjadi –una. Rumus umum alkuna CnH2n-2. Adanya ikatan  rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran (Sastrohamidjojo, 2011).

2.2.4 Hidrokarbon Aromatik
Senyawa aromatik adalah senyawa-senyawa yang mempunyai struktur benzena dalam molekulnya, yaitu rantai karbonnya tertutup dan merupakan suatu lingkaran.
Nama aromatik berdasarkan beberapa senyawa golongan ini diperoleh dari tumbuhan dan mempunyai bau enak. Karena strukturnya merupakan lingkaran (tertutup), maka senyawa ini menyatakan benzena dan turunannya, serta senyawa lain yang berhubungan dengannya.
Dari sumber alam utama dari senyawa aromatik adalah batu bara dan minyak bumi. Demikianlah dari fraksi cair yang diperoleh dari destilasi pemecahan batu bara (minyak ter) dapat dipisahkan benzena, toluena, xylena, fenol, naftalena, piridin dan sebagainya. Minyak bumi mengandung sedikit senyawa aromatik (Ndra, 1984).
Benzena berupa cairan tak berwarna yang mudah terbakar yang diperoleh terutama dari minyak bumi dan aspal cair. Barangkali sifat kimia benzena yang paling luar biasa adalah sifatnya yang relatif inert. Walaupun mempunyai rumus empiris yang sama seperti asetilena (CH) dan mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi, benzena jauh kurang reaktif dibandingkan etilena atau asetilena. Kestabilan benzena merupakan akibat delokalisasi elektron. Kenyataannya, benzena dapat dihidrogenasi, tetapi sangat sulit.

Gugus alkil dapat dimasukkan ke dalam sistem cincin dengan mereaksikan benzena dengan alkil halida menggunakan AlCl3 sebagai katalis. Sejumlah besar senyawa dapat dibuat dari zat-zat dengan cincin-cincin benzena yang digabungkan. Yang paling terkenal dari senyawa semacam ini adalah naftalena, yang digunakan dalam kamfer. Senyawa ini dan banyak senyawa serupa lainnya terdapat dalam aspal cair. Beberapa senyawa dengan beberapa cincin merupakan karsinogen kuat, senyawa tersebut dapat menyebabkan kanker pada manusia dan binatang (Chang, 2003).


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
3.1.1 Asam Sulfat (H2SO4)
Fungsi : sebagai cairan penguji dalam tes asam sulfat
Tabel 3.1 Sifat fisika dan kimia asam sulfat
Sifat fisika
Sifat kimia
1.   Merupakan cairan kental
1.  Tidak dapat terbakar
2.   Tidak berbau
2. Melepas panas ketika dilarutkan di air
3.   Berat molekul 98,08 g/mol
3.  Bersifat higroskopik
4.   Tidak berwarna
4.  Oksidator kuat
5.   Titik didih 270°C
5.  Bersifat korosif
(MSDS, 2014a)

3.1.2 Kalium Hidroksida (KOH)
Fungsi : sebagai cairan penguji dalam tes KOH
Tabel 3.2 Sifat fisika dan kimia kalium hidroksida
Sifat fisika
Sifat kimia
1.   Merupakan padatan
1.  Bersifat korosif
2.   Berwarna putih
2.  Secara cepat menyerap air di udara
3.   Titik didih 1320°C
3 Stabil pada suhu dan tekanan standar
4.   Berat molekul 56,10 g/mol
4. Bereaksi hebat dengan air
5.   Tidak berbau
5. Tidak dapat terbakar
(MSDS, 2014b)




3.1.3 Benzena (C6H6)
Fungsi : sebagai sampel
Tabel 3.3 Sifat fisika dan kimia benzena
Sifat fisika
Sifat kimia
1. Merupakan cairan jernih
1.  Beracun
2.   Titik beku 5,5°C
2.  Sangat mudah terbakar
3.   Densitas 0,88 g/ml
3.  Reaktif dengan oksidator
4.   Densitas uap 2,8 g/ml
4.  Tidak korosif
5.   Tekanan uap 75 mmHg
5.  Reaktif dengan asam
(MSDS, 2014c)

3.1.4 Heptana (C7H16)
Fungsi : sebagai sampel
Tabel 3.4 Sifat fisikadan kimia heptana
Sifat fisika
Sifat kimia
1.   Merupakan cairan
1. Mudah terbakar
2.   Berat molekul 100,21 g/mol
2.  Reaktif dengan oksidator
3.   Tidak berwarna
3.  Tidak korosif
4.   Titik didih 98,4°C
4.  Produk pembakaran CO dan CO2
5.   Titik leleh -90,7°C
5.  Merupakan produk stabil
(MSDS, 2014d)

3.2 Peralatan Percobaan
Adapun peralatan yang digunakan adalah :
1.      Tabung reaksi
Fungsi : sebagai tempat untuk mereaksikan larutan
2.      Pipet tetes
Fungsi : sebagai pengambil larutan dalam jumlah sedikit
3.      Gelas ukur
Fungsi : sebagai pengukur volume sampel yang akan digunakan

4.      Corong gelas
Fungsi : untuk membantu menuangkan larutan dari beaker glass ke tabung reaksi
5.      Erlenmeyer
Fungsi : sebagai wadah larutan yang telah dipisahkan
6.      Rak tabung
Fungsi : untuk tempat meletakkan tabung reaksi
7.      Beaker glass
Fungsi : sebagai wadah melarutkan KOH
8.      Batang pengaduk
Fungsi : sebagai pengaduk saat pelarutan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan
4.1.1 Tes KOH
1. 1 ml heptana + 3 ml KOH 10%                terbentuk dua lapisan yang
   memisah

2. 1 ml benzena + 3 ml KOH 10%                terbentuk dua lapisan yang
    memisah
4.1.2 Tes H2SO4

1. 1 ml heptana + 3 ml H2SO4 pekat                terbentuk dua lapisan yang
     memisah

2. 1 ml benzena + 3 ml H2SO4 pekat                terbentuk dua lapisan yang
     memisah cairan atas
berwarna keruh

4.2 Pembahasan
4.2.1 Tes KOH
Dari percobaan diperoleh bahwa senyawa organik n-heptana dan benzena yang ditetesi larutan KOH 10% menunjukkan hasil keadaan cairan berwarna bening.
Alkana yang merupakan hidrokarbon jenuh direaksikan dengan keadaan pelarut polar, tetapi lebih mudah larut dalam pelarut non-polar.
Percobaan dan teori sesuai, sama-sama menunjukkan hasil keadaan cairan berwarna bening.

4.2.2 Tes H2SO4
Dari percobaan, umumnya uji asam sulfat ini menghasilkan larutan bening dan terpisah berdasarkan tingkat kekeruhannya, sedangkan bau yang ditimbulkan kurang menyengat.
Uji asam sulfat, umumnya menghasilkan senyawa alkil hidrosulfat yang diperoleh dari suatu senyawa alkana, yaitu senyawa dengan ikatan tunggal. Hal ini menunjukkan alkana merupakan ikatan tunggal. Umumnya uji ini menghasilkan larutan bening yang terpisah berdasarkan kekeruhannya (Winarti, 2010).
Percobaan dan teori sesuai, sama-sama menunjukkan hasil keadaan cairan bening.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1.  Benzena dan KOH membentuk dua lapisan cairan yang memisah.
2. Benzena dan H2SO4 membentuk dua lapisan cairan, lapisan atas berwarna keruh.
3.  Heptana tidak bereaksi dengan  H2SO4 karena heptana merupakan alkana yang umumnya sulit untuk bereaksi dengan senyawa lain.
4.  Alkana tidak bereaksi baik dengan asam maupun basa.
5.  Benzena lebih reaktif dibandingkan heptana.

5.2 Saran
1. Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati dalam menuangkan H2SO4  karena bersifat korosif pada kulit.
2.  Pada tea asam sulfat, hati-hati dalam memegang tabung reaksi tersebut karena asam sulfat bersifat eksoterm maka tabung reaksi akan terasa panas.
3.  Sebelum membuang larutan hasil percobaaan, sebaiknya larutan diencerkan terlebih dahulu.
4.  Pada saat pencampuran,diusahakan adukannya merata.
5.  Penggunaaan KOH harus cepat karena mudah mencair.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar. Jakatra : Erlangga.
MSDS. 2014a. Sulfuric Acid. http://www.scienceLab.com/. Diakses pada tanggal 30     Maret 2014.
            . 2014b. Potassium Hydroxide. http://www.hillbrothers.com/. Diakses pada tanggal 30 Maret 2014.
_____  . 2014c. Benzene. http://www.novachem.com/. Diakses pada tanggal 30 Maret 2014.
_____  . 2014d. Heptane. http://www.scienceLab.com/. Diakses pada tanggal 30 Maret 2014.
Ndra, M.A.J. 1984. Belajar Mudah Kimia Organik Teori dan Soal-soal. Bandung : Pustaka.
Redha, Fauzi. 2013. Proses Pembuatan Vernis dari Serbuk Damar Menggunakan Pelarut Berbasis Minyak Hidrokarbon. http://www. Diakses pada tanggal 2 April 2014.
Sastrohamidjojo. 2011. Kimia Organik Dasar. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Winarti, Maria. 2010. Hidrokarbon. http://www.maria-huang.blogspot.com/.  Diakses pada tanggal 30 Maret 2014. 

Komentar

Postingan Populer