LAPORAN VISKOSITAS
LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU
DASAR TEKNIK KIMIA I
SEMESTER :
II (DUA)
TAHUN AJARAN : 2013/2014
JUDUL PERCOBAAN : VISKOSITAS
TGL. PERCOBAAN : 09 MEI 2014
KELOMPOK : XXV (DUA PULUH
LIMA)
Keadaan ruangan :
Tekanan Ruangan : 760 mmHg
Suhu : 30oC
LABORATORIUM
KIMIA FISIKA
DEPARTEMEN
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
ABSTRAK
Tujuan dilakukan percobaan
ini yaitu untuk menentukan viskositas suatu zat cair dengan menggunakan Viskosimeter
Ostwald. Alat yang digunakan adalah Viskosimeter
Ostwald, Stopwatch, gelas ukur, karet
penghisap, piknometer, Beaker Glass, thermometer,
erlenmeyer dan neraca digital dengan variasi konsentrasi 10% dan 15% dan
variasi suhu 25oC, 32oC, dan 35oC dan sampel
yang digunakan dalam percobaan yaitu alkohol dan Susu Coklat “Ultramilk”. Percobaan dilakukan dengan mengukur densitas sampel menggunakan
piknometer dengan cara kalibrasi kemudian sampel dimasukkan kedalam
viskosimeter Ostwald, lalu dihitung
waktu turunnya larutan dari batas atas hingga ke batas bawah.Viskositas praktik alkohol dengan konsentrasi 10% pada suhu 25 °C adalah
1,1530 cP, pada suhu 32 °C 0,9633
cP dan pada suhu 35 °C adalah 0,8363 cP. Sedangkan viskositas praktik alkohol
dengan konsentrasi 15% pada suhu 25 °C adalah 1,1957 cP, pada suhu 32 °C adalah
1,1804 cP, pada suhu 35 °C adalah 0,9943 cP. Nilai viskositas praktik Susu
“Ultramilk” Coklat 10% pada suhu 25 °C, 32 °C dan 35 °C adalah 0,9523 cP, 0,8261
cP dan 0,7133 cP. Nilai viskositas praktik Susu “Ultramilk” Coklat 15% pada
suhu 25 °C, 32 °C dan 35 °C adalah 1,1164 cP, 0,9013 cP dan 0,8195 cP. Nilai densitas untuk alkohol 10%
pada suhu 25 oC, 32 oC, dan 35 oC adalah 0,9692 gr/ml, 0,9628 gr/ml, dan
0,9624 gr/ml. Sedangkan nilai densitas alkohol 15% pada suhu 25 oC, 35 oC dan 45 oC adalah 0,9552
gr/ml, 0,9584 gr/ml, dan 0,9600 gr/ml serta ralat alkohol 10% yaitu untuk suhu
25 oC, 35 oC dan 45 oC secara berturut
adalah 13,67% , 10,58% dan 3,99% sedangkan untuk alkohol 15% pada suhu 25 oC,
35 oC dan 45 oC secara berturut adalah 11,27% , 27,93%
dan 17,72% . Nilai densitas untuk susu
Ultramilk coklat 10% pada suhu 25 oC, 35 oC dan 45 oC adalah 0,9828 gr/ml, 0,9776 gr/ml dan
0,9788 gr/ml. Sedangkan nilai densitas susu Ultramilk coklat 15% pada suhu 25 oC, 35 oC dan 45 oC adalah 0,9856
gr/ml, 0,9720 gr/ml dan 0,9816 gr/ml.
Kata kunci: densitas, isopropil alkohol, susu Ultramilk coklat, , viskositas, viskosimeter Ostwald.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengertian
viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini
biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis
cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,
dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi.
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, yaitu viskometer Oswald : waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah tertentucairan dicatat, dan h dihitung dengan hubungan. Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnya diketahui.
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, yaitu viskometer Oswald : waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah tertentucairan dicatat, dan h dihitung dengan hubungan. Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnya diketahui.
Nilai viscositas
Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan yang akan diuji atau
dihitung nilai viscositasnya berbanding terbalik dengan waktu kecepatan alir
cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang digunakan adalah air.
Viscometer bola jatuh–Stokes. Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga macam gaya, yaitu :
Viscometer bola jatuh–Stokes. Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga macam gaya, yaitu :
a. Gaya gravitasi atau gaya berat
(W). gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu
percepatan.
b. Gaya apung (buoyant force) atau
gaya Archimedes (B). arah gaya ini
keatas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu.
c.
Gaya gesek (Frictional force)
Fg, arahnya keatas dan besarnya.
(Triyana, 2011).
1.2
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang terdapat di dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara mengukur densitas
suatu sampel.
2. Bagaimana cara mengukur viskositas
suatu sampel dengan menggunakan viskosimeter Ostwald.
3. Bagaimana pengaruh suhu, konsentrasi, densitas, dan berat molekul
terhadap viskositas.
1.3
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Menentukan nilai densitas suatu sampel.
2. Menentukan nilai viskositas suatu sampel dengan menggunakan viskosimeter Ostwald.
3. Menentukan pengaruh suhu, konsentrasi,densitas dan berat molekul terhadap
viskositas.
1.4 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat percobaan ini adalah :
1. Praktikan dapat mengetahui bagaimana menentukan densitas dari suatu sampel.
2. Praktikan dapat mengetahui bagaimana menentukan
viskositas dari suatu sampel dengan
menggunakan viskosimeter Otswald.
3. Praktikan dapat mengetahui cara penggunaan
viskosimeter Ostwald dan menentukan koefisien
viskositas
fluida sebagai sampel.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Percobaan viskositas ini dilakukan di laboratorium Kimia Fisika,
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, pada keadaan
ruangan:
Tekanan ruangan : 760
mmHg
Suhu : 30 oC
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest (H2O), 2-propanol (C3H7OH),
Susu Ultramilk Coklat dengan konsentrasi10% dan 15% pada suhu 25 oC,
32 oC dan 35 oC. Sedangkan peralatan yang digunakan berupa
neraca elektrik, piknometer, viskosimeter Ostwald,
stopwatch, karet penghisap, gelas ukur,
termometer, beaker glass dan pipet
tetes. Adapun volume yang digunakan untuk menentukan densitas adalah 25 ml,
sedangkan volume untuk penentuan viskositas sebanyak 15 ml.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Teori Viskositas
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
di bagian dalam (internal) suatu fluida.Viskositas terdapat pada zat cair maupun
gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang
bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan bergerak satu melewati yang lainnya.
Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul.
Pada gas viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki
besar viskositas yang berbeda, dan zat cair pada umumnya lebih kental daripada
gas (Triyana, 2011).
2.1.1
Koefisien
Viskositas
a.
Hukum Poiseuille
Nilai kesebandingan antara selisih tekanan dan vL/A berhubungan dengan suatu konstanta yang disebut koefisien viskositas
fluida η. Viskositas didefinisikan sedemikian rupa sehinnga selisih tekanan dirumuskan
dengan :
P1-P2 = 8 πηvL/A (Purwoko danFendi, 2009)
b. Hukum Stokes
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih
dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan.
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida.
Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya kelereng
dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam, Nampak mula-mula kelereng
bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup jauh, Nampak
kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti
bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang
bekerja pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan fluida. Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan
fluida secara empiris dirumuskan sebagai :
Fs= 6πηrv (Budianto,
2008).
2.2 Teori Bahan
2.2.1 Aquadest (H2O)
Air merupakan senyawa yang paling melimpah di
muka bumi memiliki rumus kimia H2O. Sebuah molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar
yaitu 1 atm dan 0 °C. Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Dahlan, 2009).
2.2.2 IsopropilAlkohol
Isopropil alkohol memiliki densitas 0,78 g/cm3,
larut baik dalam air, etanol, eter dan bensin. Senyawa ini juga dapat larut dalam
aseton dan toluena. Titik didih 82 °C, titik lebur -88 °C dan viskositasnya
2,86 cP pada 15 °C dan 1,77 cP pada suhu 30 °C. Mudah terbakar dan memiliki titik
nyala 12 °C (Khaerudin,dkk, 2007).
2.2.3. Susu Ultramilk
Susu segar Ultramilk diproduksi dan disterilkan dalam proses
Ultra High Temperature (UHT), dimana bahan baku di panaskan dalam suhu tinggi
mencapai 140° C dalam waktu 4 detik, hal ini untuk mengeliminasi seluruh
bakteri patogen. Waktu pemanasan yang singkat bertujuan untuk meminimalisir
hilangnya kandungan nutrisi dan menjaga kesegarannya.
Setelah secara proses produksi selesai,
selanjutnya dikemas dalam kemasan yang terdiri dari 6 lapisan karton. Keenam
lapisan karton ini terdiri dari lapisan polyethylene plastic, allumunium foil,
dan kertas untuk melindungi dari sinar ultra violet, udara, dan bakteri yang mungkin
akan mengkontaminasi susu (Javarayamilk, 2014)
2.3 Teori Densitas
Densitas merupakan jumlah
suatu zat pada suatu unit volume. Densitas merupakan perbandingan jumlah massa
dengan jumlah volume, dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan:
Dimana:
= volume (m2)
m = massa (m)
Dan dimensinya adalah ML-3
2.4 Aplikasi
dalam Industri : Proses Pembuatan Vernis dari Serbuk
Damar Menggunakan Pelarut Berbasis Minyak Hidrokarbon
Damar merupakan salah
satu bahan baku alami untuk pembuatan vernis karena damar merupakan senyawa biopolimer.
Secara umum sifat-sifat damar adalah rapuh, mudah pecah dan melekat pada tangan
pada suhu ruangan, titik didih antara 85-90 °C, mempunyai nilai asam yang
berbeda-beda menurut jenis ukuran butir damarnya. Peralatan yang digunakan yaitu
pengaduk kapasitas 5 L, kain saring, viscometer R-1-2-H, piknometer, kuas dan peralatan
gelas lainnya untuk pengujian serta papan triplek untuk pengulasan. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah setbuk damar, minyak tanah, bensin,
methanol teknis dan thinner.
Proses pembuatan
vernis diawali dengan menimbang 400 gram bahan baku serbuk damar, masukkan ke dalam
wadah pengaduk. Kemudian ditambahkan 600 ml campuran pelarut bensin dan minyak tanah.
Lalu, diaduk selama 10 menit hingga serbuk damar tercampur merata. Kemudian dilakukan
penambahan methanol teknis dan diaduk hingga homogen. Saring campuran vernis
yang diperoleh menggunakan kain saring. Vernis yang telah disaring diuji sifat fisiknya
dan pengujian aplikasi vernis pada papan triplek.
Vernis yang
diperoleh kemudian dilakukan pengujian terhadap sifat fisik vernis yaitu viskositas
dandensitas (Redha, 2013).
BAB
III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1
Bahan
dan Fungsi
Adapun bahan–bahan yang
digunakan di dalam percobaan ini adalah :
3.1.1.
Aquadest
(H2O)
Fungsi :
Sebagai sampel dan pelarut yang akan diukur viskositasnya.
3.1.2.
2-propanol
(C3H7OH)
Fungsi :
Sebagai sampel yang akan diukur viskositasnya.
3.1.3. Susu Ultramilk
Fungsi :
Sebagai sampel yang akan diukur viskositasnya.
3.2Alat
dan Fungsi
Adapun peralatan yang
digunakan di dalam percobaan ini adalah :
1. Beaker Glass
Fungsi: Untuk menampung sampel yang akan
digunakan.
2. Gelas
Ukur
Fungsi: Untuk mengukur volume sampel
yang akan digunakan.
3. Karet
Penghisap
4. Neraca
Elektrik
Fungsi : Untuk menimbang sampel.
5. Piknometer
Fungsi: Untuk mengukur densitas dari sampel.
6. Stopwatch
Fungsi: Untuk
menghitung waktu yang diperlukan sampel dari batasatas ke batas bawah.
7. Termometer
Fungsi: Untuk mengukur suhu.
8. Viskosimeter
Ostwald
Fungsi: Untuk mengukur viskositas dari suatu sampel.
3.4 Teori Bahan
3.4.1 Aquadest (H2O)
3.4.1.1
Sifat fisika
1.
Berat molekul : 18,02 g/mol
2.
pH ( 1 % soln / air ) : 7 (netral)
3.
Titik didih : 100 ° C ( 212 ° F )
4.
Tekanan Uap : 2,3 kPa ( @ 20 ° C )
5.
Densitas Uap : 0,62 ( Air = 1 )
3.4.1.2 Sifatkimia
1.
Bentuk fisik dan penampilan cair
2.
Tidak berbau
3.
Tidak bersifat korosif
4.
Tidak beracun
5.
Merupakan produk stabil
(ScienceLab, 2014)
3.4.2 Isopropil Alkohol (C3H7OH)
3.4.2.1 Sifatfisika
1. Merupakan
cairan
2. Berat molekul : 60,1 g/mol
3. Tidak
berwarna
4. Titik didih :
82,5 °C
5. Titik lebur :
-88,5 °C
3.4.2.2
Sifatkimia
1. Mudah terbakar
2. Produk pembakaran
CO dan CO2
3. Reaktif dengan
oksidator
4. Reaktif dengan
asam
5. Reaktif dengan
basa
(ScienceLab, 2014)
3.5 Prosedur Percobaan
1. Alat–alat
yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu, yaitu peralatan-peralatan yang sudah
dituliskan di dalam peralatan percobaan.
2. Bahan-bahan yang dibutuhkan
disiapkan yaitu bahan-bahanyang
diberikan asisten di lembar penugasan.
3. Menghitung
densitas sampeldengan cara :
a.
Menimbang piknometer
kosong.
b.
Piknometer diisi dengan
sampel yang akan dicari
densitasnya, dimana volume (V)
piknometer adalah 25 ml.
c.
Piknometer yang berisisampel ditimbang di neraca
analitik dan beratnya dikurangkan dengan berat piknometer kosong hingga
diperoleh berat sampel
(m).
d. Hitung
densitas dengan menggunakan
rumus.
4. Sampeldituang sebanyak 15 ml ke dalam viskosimeter dengan suhu ruangan.
4. Sampeldituang sebanyak 15 ml ke dalam viskosimeter dengan suhu ruangan.
5.
Kemudian viskosimeter Ostwald yang berisi sampel dihisap
dengan karet penghisap sampai cairan melewati batas atas.
6. Sampel dibiarkan turun hingga
batas bawah dengan cara melepaskan karet penghisap dan selama sampel melewati batas atas
hingga batas bawah dihitung waktu yang diperlukan lalu dicatat.
7. Prosedur
5-6 diulangi hingga dua
kali dengan variasi suhu yang diberikan di lembar penugasan.
8. Prosedur 1-7 diulangi untuk kedua sampel berikutnya.
8. Prosedur 1-7 diulangi untuk kedua sampel berikutnya.
4.2 Pembahasan
4.2.1
Pengaruh Temperatur terhadap Viskositas
Dari grafik diatas terlihat bahwa viskositas pada alkohol
10% semakin menurun dengan
meningkatnya temperatur yaitu pada suhu 25 °C viskositasnya adalah 1,1530 cP, pada suhu 32 °C adalah 0,9633 cP,
dan pada suhu 35°C adalah 0,8363 cP. Sedangkan viskositas alkohol 15% semakin menurun dengan meningkatnya temperatur, pada suhu 25 0C
viskositasnya adalah 1,1957 cP, pada suhu 32 °C adalah 1,1804 cP,
dan pada suhu 35 °C adalah 0,9943 cP. Pada sampel susu
Ultramilk coklat 10% dan 15%, viskositas semakin menurun dengan meningkatnya suhu.
Sampel susu Ultramilk coklat 10% pada suhu 25°C mempunyai viskositas sebesar 0,9523 cP, pada suhu 32 °C viskositasnya adalah 0,8261 cP, dan pada suhu 35 °C viskositasnya 0,7133 cP. Sampel susu Ultramilk coklat 15% pada
suhu 25 °C
mempunyai viskositas sebesar 1,1164 cP, pada
suhu 32
°C viskositasnya adalah 0,9013 cP, dan pada suhu 35 °C viskositasnya 0,8195 cP.
Berdasarkan teori, pada kebanyakan fluida cair, bila temperature naik viskositas
akan turun, dan sebaliknya bila temperatur turun maka viskositas akan naik
(Hedi, 2014).
Jadi hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan
teori, bahwa viskositas berbanding terbalik dengan temperatur, yaitu viskositas
meningkat dengan turunnya suhu.
4.2.2 Pengaruh Konsentrasi terhadap Viskositas
Dari
grafik diatas diperoleh bahwa jika konsentrasi suatu sampel meningkat maka viskositasnya
akan semakin naik,
namun ada beberapa sampel pada saat konsentrasi meningkat, viskositasnya semakin
rendah. Viskositas alkohol
dengan suhu 25 0C pada konsentrasi
10% dan 15% mengalami penurunan yaitu bernilai 1,164 cP dan 1,086 cP. Viskositas alkohol dengan suhu 32 °C pada konsentrasi 10% dan 15% mengalami penurunan yaitu bernilai 0,956 cP dan 0,914 cP. Viskositas alkohol dengan suhu 35 0C
pada
konsentrasi 10% dan 15% mengalami peningkatan yaitu bernilai 0,816 cP dan 0,824
cP. Viskositas susu Ultramilk coklat dengan suhu 25 °C
pada konsentrasi 10% dan 15%
mengalami kenaikan yaitu bernilai 0,928 cP
dan 1,092 cP.
Viskositas susu Ultramilk coklat pada suhu32 °C juga meningkat dengan bertambahnya konsentrasi yaitu
pada konsentrasi 10% dan
15% masing-masing bernilai 0,788 cP dan 0,862 cP. Dan viskositas susu Ultramilk coklat pada
suhu 35°C
juga meningkat dengan
bertambahnya konsentrasi yaitu pada konsentrasi 10% dan 15% masing-masing bernilai 0,688 cP
dan 0,792 cP.
Berdasarkan
teori, viskositas berbanding lurusdengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula (Hedi, 2014).
Dapat
disimpulkan bahwa, hasil percobaan yang diperoleh sesuai dengan teori yaitu semakin
meningkat konsentrasi suatu larutan maka semakin meningkat viskositasnya.
4.2.3Pengaruh
Berat Molekul terhadap Viskositas
Dari grafik ini terlihat bahwa viskositas pada masing-masing sampel ada
yang berbanding lurus dengan berat molekul dan ada yang berbanding terbalik dengan berat
molekul. Pada alkohol suhu 25 °C dengan konsentrasi 10%,
berat molekulnya 20,8 gr/mol dan
viskositasnya adalah 1,1648 cP,
konsentrasi 15% berat molekulnya 22,2 gr/mol dan viskositasnya adalah
1,138 cP. Dari hasil tersebut
didapat bahwa viskositas berbanding terbalik dengan berat molekul, semakin besar berat molekul
makasemakin kecil viskositasnya. Untuk
larutan alkohol pada suhu 32 °C
dengan konsentrasi 10% berat molekul
20,8 gr/mol,viskositasnya adalah
0,9630 cP, konsentrasi 15% berat molekul 22,2 gr/mol, viskositasnya adalah 0,9223 cP. Dari
hasil tersebut didapat bahwa viskositas berbanding terbalik dengan berat molekulnya,
semakin besar berat molekul maka semakin kecil viskositasnya.
Berdasarkan teori, viskositas
berbanding lurus dengan berat molekul solute (zat terlarut), karena dengan adanya soluteyang berat akan menghambat atau memberi beban yang
berat pada cairan, sehingga akan menaikkan viskositasnya (Hedi, 2014).
Dapat
disimpulkan bahwa, hasil percobaan yang diperoleh tidak sesuai dengan teori.
Hal ini dikarenakan kesalahan operasional dan instrumental yang timbul pada
saat melakukan percobaan. Dapat berupa pembuatan larutan, dan perhitungan waktu
cairan melewati batas atas ke batas bawah pada viskosimeter.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan–kesimpulan yang
diperoleh dari percobaan ini, antara lain :
1. Viskositas
suatu cairan berbanding terbalik dengan temperatur dari larutan sampel
tersebut.
2. Viskositas
suatu cairan berbanding lurus dengan konsentrasi dari larutan sampel tersebut.
3. Viskositas suatu cairan berbanding lurus dengan berat molekul
dari larutan sampel tersebut.
5. Nilai
viskositas praktik untuk 2-propanol
10% pada suhu 25oC,
32 oC
dan 35oC adalah 1,1530 cP, 0,9633 cP
dan 0,8363 cP
sedangkan nilai viskositas praktik untuk 2-propanol
15% pada suhu 25oC, 32 oC
dan 35oC adalah1,1957 cP,
1,1804 cP
dan 0,9943
cP. Nilai
viskositas praktik untuk Susu Ultramilk Coklat
10% pada suhu 25oC,
32 oC
dan 35oC adalah 0,9523 cP, 0,8261 cP dan 0,7133 cP sedangkan nilai
viskositas praktik untuk Susu Ultramilk Coklat15
% pada suhu 25oC, 32 oC
dan 35oC adalah 1,1164 cP,
0,9013 cP dan 0,8195 cP.
6. Nilai
densitas praktik untuk 2-propanol
10% pada suhu 25 oC,
32 oC
dan 35 oC
adalah 0,9692
g/cm3,
0,9628
g/cm3
dan 0,9624
g/cm3
sedangkan densitas 2-propanol 15%
pada suhu 25 oC,
35 oC
dan 45 oC
adalah 0,9552
g/cm3,
0,9584
g/cm3
dan 0,9600
g/cm3. Nilai densitas praktik
untuk Susu Ultramilk Coklat
10% pada suhu 25oC,
35oC dan 45oC adalah 0,9828 g/cm3,
0,9776
g/cm3
dan 0,9788
g/cm3
sedangkan Susu Ultramilk Coklat15%
pada suhu 25oC, 32 oC
dan 35oC adalah 0,9856g/cm3,
0,9720g/cm3
dan 0,9816g/cm3.Ralat untuk 2-propanol dengan konsentrasi 10% pada suhu
25oC , 32 oC, 35oC adalah13,67% , 10,58% dan 3,99% sedangkan 2-propanol pada konsentrasi 15% pada suhu 25oC
, 32 oC , 35oC adalah 11,27% , 27,93% dan 17,72%.
5.2
Saran
Adapun saran–saran yang perlu
diperhatikan oleh praktikan selanjutnya, antara lain :
1. Penggunaan sampel yang lebih bervariasi, tidak hanya dalam
penentuan viskositas cairan tetapi dalam penentuan viskositas gas.
2. Sebaiknya penentuan viskositas dilakukan dengan menggunakan
viskosimeter elektrik agar hasil yang diperoleh lebihakurat.
3. Penggunaan viskosimeter Ostwald dilakukan secepat mungkin, untuk menghindari turun atau
naiknya suhu sampel.
4. Disarankan agar praktikan dapat
mengerti tentang penggunaan karet penghisap yang benar.
5. Disarankan
menggunakan metode pengukuran viskositas lain sebagai perbandingan, seperti
dengan menggunakan viskosimeter elektrik.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Anwar. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair
dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. Seminar Nasional IV
Teknologi Nuklir.
Dahlan. 2009. Air (H2O) – senyawa yang paling
melimpah di muka bumi.http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/14/air-h2o-senyawa-yang-paling-melimpah-di-muka-bumi/.Diaksespada
20 Juni 2014.
Geankoplis, 2003.
Christie John. Transport Process and Unit
Operations. Second Edition. Boston: London, Sidney, Toronto.
Hastriawan,
Hedi. Viskositas. http://hedihastriawan.wordpress.com/kimia-fisika/viskositas/.
Diakses 20 Juni 2014.
Javaraya Milk. Susu Pasteurisasi.http://javarayamilk.com/susu-pasteurisasi/.
Diakses
pada 20 Juni 2014.
Karyono, IwanYudi. Analisa Alran Berkembang Penuh Dalam Pipa. Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.2008.
Khaerudin,dkk.
2007. Aditif Bensin.
http://www.pub.bhaktiganesha.or.id/. Diakses pada tanggal 20 Juni 2014.
Purwoko dan Fendi.
2009. Fisika 2 SMA Kelas XI. Bogor:
Yudhistira.
Redha, Fauzi.
2013. Proses Pembuatan Vernis dari Serbuk
Damar Menggunakan Pelarut Berbasis Minyak Hidrokarbon. Jurnal Hasil Penelitian
Industri.
Sciencelab. 2014. Material
Safety Data Sheet Isopropyl Alcohol MSDS. http://http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926463. Diakses pada 20 Juni 2014.
Sciencelab. 2014. Material
Safety Data Sheet Water MSDS. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321. Diakses pada 20 Juni 2014.
Triyana, Nunung. 2011. Viskositas Zat Cair.
http://www.scribd.com/. Diakses pada tanggal 20 Juni 2014.
Betvictor Casino - Mapyro
BalasHapusBetVictor Casino 김제 출장안마 has a very good selection of gambling games and live dealer games, including progressive jackpots and live 강원도 출장마사지 dealer games. All the Rating: 3 · 청주 출장샵 1 review · 제주 출장샵 Price range: ($) 충청남도 출장샵